warna kini busuk, lugu kini mayat

warna kini busuk, lugu kini mayat 

 ( sisa gema sukma yang dulu berjalan nyaru )

 

anak yang sangat lugu akan pandangannya terhadap dunia

baginya, dunia adalah sebuah alam bermain yang tak pernah putus, selalu terhubung, dan selalu berputar

Ah, begitu hidupnya udara menari bersama dengan warna, memantul dari dan ke mata, membentuk siluet yang memikat bagi siapapun yang melihatnya, untuk ikut terperangah dan merekah

segala yang menyelimutiku adalah rentangan pusaran warna yang memancar dari segala potensi dan keriangan kata-kata tak berwujud yang mengambang di udara, kemudian mengembang

ia begitu mencintai segala yang mengisi ruang dengan keberadaan dan kepribadian, yang tanpa perhatian terhadap mata tubuh-tubuh lain, maupun syair dan desis yang tidak relevan, menyatu menyaru, membentuk kekuatan yang lebih mistis dari sihir, lebih indah dari harmoni orkestra, dan lebih kuat dari perang

kekuatan yang tidak pernah menghadirkan dirinya secara eksklusif, kekuatan yang keberadaannya tidak pernah dengan konsekuensi, kekuatan yang hanya terlihat dengan intuisi

anak ini, satu dari begitu banyak daun muda yang baru lahir, memandang dunia, melihat segala isinya dengan keluguan penuh intuisi. 

intuisi, yang akan ia sadari dengan perputaran bumi yang mengirinya, ketika akhirnya remuk dan hilang sebagai konsekuensi dari segala garis - garis tak kasat mata dan peraturan lisan tanpa wujud tanpa makna yang dibentuk oleh kaumnya sendiri. 

ia terbunuh dalam pelan dan keacuhan, manusia

ironis, miris.


lahir sebagai suatu kesucian yang terbuka, menunggu pelukan rahim dan belaian pelindung

dijemput oleh ujung penutupan tirai yang tragis, merana dalam diri yang terbelah

ditemani oleh hanya dengan kesepian

teman yang setia dan tidak pernah meninggalkan dalam antrian.


mengakhiri dialog teater, 

dengan tantangan melukis dalam merah

tergantung dengan keheningan lantang, kata-kata tak bersuara, rasa-rasa bernanah

 

warna kini busuk

ia yang lugu kini mayat

terbunuh oleh konsekuensi sebelah tangan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

animalistic mind

strands of my being, each as individuals