Gea #2 : " haruskah hilang untuk terbuka ? "
Baru saja terbangun dari tidur pengganti pergadangan tadi malam yang berlangsung selama 12 jam. Aku memutar lagu soundtrack film Ghibli ' Princess Mononoke ' yang berjudul ' The Legend of Ashitaka ' dilanjut dengan lagu karya Hiroyuki Sawano berjudul ' Ashes ' yang dinyanyikan oleh Genie yang menjadi soundtrack film ' Promare ' produksi Trigger. Aku menyukai lagu-lagu seperti yang telah aku sebutkan karena mereka memberikan aura yang luar biasa kuat untukku, mungkin karena ketika aku mendengarkan mereka, yang aku rasakan adalah horror, terror, hopelessness, tetapi di saat yang sama aku juga merasakan perjuangan, semangat yang terbakar, harapan, dan tekad. Ya, penuh hal-hal yang dapat membuatku feel overwhelmed in just a few seconds.
Oleh karena lagu-lagu tersebut, aku jadi merasa harus menuliskan ini,
"Cenderung, seseorang akan sadar dan paham setelah sesuatu menimpanya, yang sering berupa kehilangan"
Aku selalu merasa, " Kasihan ya, kenapa sih orang-orang seperti mereka, yang hanya ingin hidup, yang hanya ingin bisa makan atau hanya ingin bernapas dan berjalan tanpa khawatir hari esok, kenapa mereka harus merasakan ini? " juga " Kenapa dunia ini, manusia-manusia nya, tidak sadar apa yang menunggu di depan kalau mereka meneruskan permainan ini? " aku juga tahu " Yah, mungkin 'salah' di awal, sistemnya, fondasi utamanya, sudah dibangun sedemikian rupa, menjadi apa yang terjadi sekarang".
Dibalik merasa sedih, kesal, dan kecewa, aku juga berpikir bahwa, "Mungkin, inilah bagaimana dunia bisa seimbang, ketika ada gelap yang memantik terang atau putih yang menjadi makanan hitam" dan "Sama hal-nya dengan teori aksi reaksi yang dijelaskan dengan persamaan Fa = Fb, bahwa gaya yang diberikan akan sama dengan gaya yang dirasakan".
Memang, kontradiktif.
Tetapi aku tidak bisa menolak, aku tahu betul nyata.
Jadi, aku hanya harus menerima-nya, find a way around it.
Menerima, sesuatu yang telah aku pelajari 4 tahun, yang telah sedikit banyak mengubah sifat dan sikap, mengganti jendela dari batang-batang besi menjadi kayu dengan engsel untuk membuka dan menutup. Tapi yah, memang 4 tahun masih jauh dari cukup, bahkan (sampai aku mati) tahun pun tidak akan cukup. Menerima adalah sesuatu yang harus menjadi mata kuliah seumur hidup, bagi makhluk dan entitas yang menyerahkan diri.
Seperti menerima bahwa,
" Pahlawan terbentuk karena ada musuh, bencana "
" Reformasi terbentuk ketika ada sistem yang salah "
" Kehilangan yang memunculkan kebangkitan "
"Trauma yang memunculkan perjuangan "
Ketika terjadi kekosongan, sesuatu terbuka
Bukaan tersebut ada karena merupakan jejak apa yang hilang
Entah sesuatu yang baru atau yang lain akan masuk dan menggantikan
Entah sesuatu tersebut akan betah atau resah, sistem yang akan berpengaruh
Sebagai seseorang yang menyukai dan menginginkan kedamaian untuk semua unsur hidup, aku juga sadar bahwa keseimbangan itu penting, juga harus ada agar damai itu sendiri bisa tumbuh.
Kalau begitu, " haruskah hilang untuk terbuka? "
Komentar
Posting Komentar