ramai dalam sendiri

群衆/一人
gu-n-shu-u / hi-to-ri
"kerumunan / sendiri"


Mungkin orang lain yang melihatku terus-terusan sendiri, berjam-jam, berhari-hari, berbulan-bulan merasa kasihan atau "wah, dia sendiri terus ya, gaada temen?" atau "ansos kali ya?" atau "mungkin dia punya banyak masalah?"

Yah, beberapa asumsi orang-orang tidak salah sih dan untuk beberapa yang khawatir, sesungguhnya, "I'm okay, totally fine", hanya saja, aku sering terlarut dalam dunia lain, dunia-ku, yang isi-nya penuh dengan rasa dan warna, dunia yang selalu membuatku overwhelmed, yang membuatku seakan sedang tidak sepenuhnya bernapas, tidak sepenuhnya exist. Ketika aku berada di dalam bola-ku itu, aku tidak ingin diganggu, aku ingin terjun sepenuhnya kedalam, makanya aku sering bahkan selalu sendiri.

Being overwhelmed in emotions, seringkali rasanya sesak dan menyakitkan, mengganggu ke-stabil-an mental, but you know? I can't lie that it's so addicting. Overwhelmness yang membuatku pada akhirnya penuh rasa yang mungkin biasanya di-artikan sebagai kesedihan, membuatku sangat tertarik.

Di dalam kesedihan itu, aku dapat merasakan hal-hal yang tidak akan aku dapatkan dalam keseharian biasanya, keseharian yang mundane. It hurts, it does hurt, but it's so much fun and interesting, y'know?

Banyak orang yang mungkin akan berpikir aku gila, tapi itu lah yang sesungguhnya aku rasakan, dan, apabila aku pikir-pikir lagi, memang benar, sepertinya aku baru tersadar.

(sedikit flashback)

Haha, lucu-nya,
dulu ketika aku masih SMP, aku ingat aku meminta kepada Tuhan untuk memberikanku kesedihan, membuatku menjadi perempuan yang sangat sedih. Sekitar 1-2 tahun yang lalu aku berpikir, "Haha tolol banget, ngapain juga ya aku minta yang aneh-aneh kayak gitu, liat deh sekarang akibatnya".
Tapi, sekarang aku bisa paham kenapa dulu aku meminta seperti itu kepada Tuhan.

Aku tertarik kepada keindahannya

Keindahan dalam rasa sedih

Rasa-rasa lain juga memiliki seni dan keindahannya sendiri, tetapi ada sesuatu yang membuatku tertarik dengan yang ini.

Ketika aku sedih, aku merasakan sesuatu yang berbeda, yang lebih, yang aneh(?) , yang membuatku dapat dengan mudah pindah ke gerbong kereta lain, membawaku ke dunia lain, pelarianku, mungkin.

Mungkin bagiku, kesedihan itu seperti ekstasi.

Yang membuat napasku hidup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

animalistic mind

strands of my being, each as individuals